PALANGKA RAYA - Musibah bencana alam yang dialami sekarang ini yaitu bencana Banjir, meliputi beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya wilayah bantaran sungai Kahayan, Kuala Kurun menuju Kota Palangka Raya dan daerah Kabupaten Pulang Pisau serta Kapuas, dalam kurun waktu beberapa hari terakhir ini.
Kondisi banjir yang dialami, kota Palangka Raya meliputi Bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, meluap sehingga mengenangi beberapa tempat pemukiman warga, seperti komplek sosial pasar Kahayan, plamboyan serta beberapa perkampungan
Kabupaten Pulang Pisau, juga terdampak seperti ruas jalan Nasional Palangka Raya menuju daerah bagugus, Timpah dan Sei Lahei. Ruas jalan Nasional tersebut, meluapnya juga sungai Kapuas, yang mengenangi jalan lalu lintas masyarakat, dalam menjalankan perekonomian.
"Jalan Bagugus, Sei Lahei lumpuh total, ada yang berani melewati tetapi mobilnya mati, ada yang berputar kembali seperti sopir taxi antar Kabupaten Kota Palangka Raya, " ungkap Rudy, Sopir Taxi Pojon ini.
Hendra Jaya Pratama, Ketua DPD Jaringan Organisasi Masyarakat Nusantara (JOMAN) Kalimantan Tengah. Mengungkapkan, pembukaan lahan seluas 700 hektare untuk proyek Food Estate kebun singkong di Palangka Raya, Kalimantan Tengah memicu banjir yang sangat merugikan masyarakat kawasan pasar kahayan mendawai sampai saat ini.
Hendra mengatakan, pembukaan lahan untuk proyek lumbung pangan yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menyebabkan resapan air berkurang, terutama di hulu daerah aliran sungai (DAS) Kahayan.
"Kegagalan Lumbung Pangan Singkong di Kab Gunung Mas, seluas 700 Hektar lebih, diduga memicu bencana Banjir dalam kurun dekade 3 tahun terakhir ini, " kata Hendra Jaya Pratama ini, Jumat (16/11).
Selain itu juga, Presiden Tani Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Tatang Zainudin, angkat bicara terkait musibah bencana Banjir di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangka Raya dan sekitarnya.
"Proyek Food Estate singkong yang membuka hutan seluas - /+ 700 ha berpengaruh terhadap daya dukung di wilayah resapan air di hulu DAS Kahayan, " kata Mayjen Tatang kepada media ini juga, Jumat (18/11).
Lebih lanjut, Tatang menjelaskan, masalah pembukaan lahan di sekitar DAS Kahayan menjadi sesuatu yang penting. Sebab, tiga kabupaten di Kalteng dialiri oleh sungai tersebut. Salah satunya Palangka Raya.
"DAS Kahayan ini ada Kabupaten Gunung Mas, Pulau Pisau, dan kota Palangka Raya. Nah itu yang dialiri Sungai Kahayan, " kata dia.
Baca juga:
Satpol PP Padang Amankan 5 Pemandu Karaoke
|
Ia menyebut, DAS Kahayan juga merupakan hulu DAS yang melindungi daerah tengah dan hilir. Arie berkata, jika tutupan hutan di hulu berkurang, maka fungsi daerah tangkapan air (DTA) atau catchment area juga menjadi menurun.
"Itu mendorong terjadinya banjir, karena daya dukung dan daya tampung DAS menurun. Jadi ketika musim hujan, terjadi banjir, " imbuh mantan Deputi Operasi BAZARNAS RI.
Berdasarkan data Presiden Tani, hutan primer di Palangka Raya hilang sekitar jutaan hektare dalam kurun waktu 2001-2020.
Tutupan hutan di sekitar DAS yang ada di Palangka Raya juga menurun drastis. Data Presiden Tani menunjukkan, tahun 1990 tutupan hutan masih 969.836 hektare. Namun, pada 2020, tutupan hutan menjadi 570.847 hektare.